Berita Transfer pemain Bournemouth, Antoine Semenyo, memasuki babak baru, di mana ia hampir mencapai kesepakatan untuk bergabung dengan Manchester City. Meskipun menjadi salah satu talenta paling dicari dalam jendela transfer Januari ini, Liverpool memilih untuk tidak mengajukan tawaran. Keputusan ini menuai kritik, terutama ketika City sudah mencapai kesepakatan pribadi dan struktur pembayaran dengan Bournemouth.
Antoine Semenyo telah menarik perhatian klub-klub top Liga Premier, didorong oleh performa impresifnya yang menjadikannya salah satu pencetak gol terkemuka. Pada 23 Desember, keputusan Semenyo untuk bergabung dengan Manchester City terungkap, meski ada rumor bahwa Liverpool berencana mengganggu transfer tersebut dengan tawaran menit terakhir. Namun, sumber terpercaya menunjukkan keyakinan City dalam mengamankan Semenyo, yang kini tinggal menunggu hasil tes medis.
Di sisi Liverpool, keputusan untuk tidak terlibat dalam perebutan Semenyo mungkin disebabkan oleh kebijakan transfer ketat dari pemilik klub, FSG, yang baru-baru ini menggelontorkan £440 juta untuk belanja pemain musim panas. Richard Hughes, direktur olahraga Liverpool, menegaskan bahwa tidak akan ada pergerakan di pasar transfer Januari ini, meskipun rumor kepergian Mo Salah bisa saja mengubah situasi tersebut di musim panas.
Jermaine Pennant, mantan pemain Liverpool, menilai keputusan FSG tersebut sebagai kesalahan besar. Menurut Pennant, Semenyo bukan hanya siap beraksi di Liga Premier, tetapi juga berpotensi menjadi suksesor jangka panjang bagi Salah jika bintang Mesir itu akhirnya meninggalkan Anfield.
Selain itu, Liverpool menghadapi tantangan dalam menunda transfer Marc Guehi dari Crystal Palace. Keterlambatan ini dapat berdampak finansial, dengan permintaan gaji besar dan biaya penandatanganan yang tinggi untuk bek tersebut. Sementara langkah untuk mendapatkan Joel Ordonez tampaknya semakin jelas, setelah pesaing utama menjauh dari perburuan bek bernilai €40 juta ini.
Situasi Salah di Liverpool juga masih menjadi bahan perbincangan, dengan spekulasi bahwa pembicaraan krusial dapat membuka jalan bagi kepergiannya dari klub. Kritik menyatakan bahwa masalah ini mungkin tidak akan muncul jika Jurgen Klopp masih memimpin, menunjukkan pengaruh perubahan manajerial terhadap stabilitas tim.